About

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 27 Juni 2012

kamus gizi

Adenosine triphosphate (ATP)

Koenzim nukleotida yang berperan dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga terjadi pelepasan energi (proses katabolisme) dalam tubuh maupun sebaliknya dalam proses anabolisme pada saat tidak aktif. ATP dihidrolisa menjadi ADB dan ion fosfat, sehingga terjadi pelepasan energi dan sebaliknya terjadi fosforisasiADB menjadi ATP dalam lingkaran ATP, ADP dan pelepasan energi.

Adekuate Intake (AI)

Kebutuhan yang dianjurkan oleh suatu zat gizi berdasarkan konsumsi sehari-hari , tetapi jika tidak pernah dapat menyebabkan defisiensi zat gizi tersebut telah cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Aditif makanan, zat

Substansi di luar vitamin, mineral, dan zat gizi lain yang ditambahkan dalam proses pengolahan makanan sebagai upaya untuk meningkatkan penampilan, cita rasa, warna, bentuk dan rupa. Serta mengendalikan keasaman dan kebasaan. Zat aditif makanan umumnya digunakan pada saat proses produksi, pengolahan, pengepakan, transportasi, dan penyimpanan. Zat aditif makanan dibagi menjadi dua yaitu, zat aditif buatan yaitu berupa zat aditif yang diberikan dengan sengaja. Kemudian zat aditif alami yaitu zat aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.

Aerobic exercise

Aktivitas fisik yang menyebvekan peningkatan detak jantung dan pernafasan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen pada jaringan. Sebaliknya pada anaerobik exercise, seperti pada saat lari dengan kecepatan tinggi (sprint), terjadi kekurangan oksigen, sehingga otot memproduksi asam laktat. Kekurangan oksigen tersebut didapatkan kembali melalui metabolisme asam laktat dengan peningkatan pernafasan setelah lari sprint selesai.

Air Susu Ibu

Cairan hasil sekresi kelenjar payudara sebagai sumber makanan bayi yang baru lahir sampai berusia dua tahun, yang dikonsumsi langsung dari payudara ibu. Menyusui eksklusif sangat dianjurkan bagi seorang ibu, dianjurkan menyusui bayi selama enam bulan tanpa memberikan makanan tambahan lain (cairan selain ASI). ASI adalah makanan yang paling sehat untuk bayi karena kandungan zat gizi dan zat aktif lainnya. Pemberian ASI menigkatkan kesehatan, melindungi dari penyakit, menurunkan biaya perawatan kesehatan dan biaya pemberian makanan. WHO merekomendasikan menyusui ekslusif selama enam bulan pertama kehidupan, dan selanjutnya mendapatkan makanan pendamping ASI, setidaknya sampai berusia dua tahun. ASI ekslusif selama enam bulan pertama meningkatan ketahanan bayi tehadap diare dan penyakit infeksi lain.

Adrenalin

Dikenal juga sebagai epinephrine, hormaon yang dikeluarkan oleh medula dari kelenjar adrenalin, terutama saat trjadi stres atau saat merespon ketika takut atau kaget. Peran utamanya adalahpeningkatan tekanan darah dan menggunakan cadangan glukosa (untuk meningkatkan konsentrasi kadar gula darah).adrenalin disintesis dari asam amino penilalaninatau tirosin.

Aflatoksin

Kumpulan mikotoksin yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flafus yang dapat tumbuh pada kacang dan biji sereal saat disimpan dalam kondisi lembab dan hangat. Ada beberapa jenis aflatoksin yang menyebabkan keracunan akut terutama aflatoksin-B1 yang berpotensi karsinogen. Jamur pembusuk pada makanan dengan A. flavus menjadi masalah yang umum terjadi didaerah tropis, dan aflatoksin diyakini sebagai penyebab utama pada kanker hati. Aflatoksin dapat disekresi pada susu, karena itu perlu pengawasan yang ketat pada makanan hewan agar susu tidak mengandung aflatoksin.

Ahli Gizi

Seseorang yang mempunyai pendidikan gizi dengan ijasah minimal sarjana muda gizi atau D3 gizi dan sarjana berlatar belakang gizi yang bekerja dalam upaya memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi, pengembangan iptek gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Jika ahli gizi bekerja di pemerintahan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggu jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwengan untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan, dan dietetik, baik di masyarkat maupun rumah sakit pada perangkat pemerintah provinsi, kabupaten, kota dan unit pelaksana kesehatan lainnya.

Air

Senyawa dari dua hidrogen dan satu atom oksigen, yang sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Kekurangan makan dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama dibanding tanpa air yang hanaya dapat bertahan hanya beberapa hari. Air merupakan senyawa penting kedua setelah oksigen. Air berperan penting dalam semua proses kimiawi dalam tubuh melakukan metabolisme. Sumber air di bumi sebagian besar di lautan, danau, sungai, kolam, air, dan hujan. Akses masyarakat pada air minum yang aman dan terus-menerus telah meningkat tajam selama dekade terakhir di hampir semua bagian dunia. Air diusulkan menjadi bagian zat gizi, seperti lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral

Akademi Gizi

Pendidikan kesheatan setingkat akademi dengna kekhususan mempelajari bidang ilmu gizi dan dietetik

AKB

(lihat Angka Kematian Bayi)

AKG

(lihat Angka Kecukupan Gizi)

AKI

(lihat Angka Kematian Ibu)

Aktivitas Fisik

Setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi sehingga menyebabkan pembakaran energi. Energi yang diperlukan untuk aktivitas fisik bervariasi, menurut tingkat aktivitas dan lama melakukan aktivits fisik , makin lama dan berat aktivitas fisik, makin tinggi energi yang diperlukan.

Akzi

(lihat Akademi Gizi)

Alanin

Salah satu asam amino non-esensial yang ditemukan pada semua protein. Alanin dapat disintesis tubuh dari piruvat dan glutamat dalam jumlah yang cukup seperti asam amino non-esensial lainnya, seperti alanin merupakan bagian penting dari asam pantotenat, karnosin, dan anserin, serta merupakan bahan dasar pembentukan glukosa dalam hati.

Albumin

Sejenis protein dengan molekul kecil yang larut salam air dan mengalami koagulasi menjadi padat karena pemanasan. Ovalbumin adalah protein utama dalam putih telur, laktalbumin terdapat dalam susu dan plasma atau serum. Serum albumin darah dapat digunakan sebagai salah satu penanda kurang energi protein (KEP).

Alergen makanan

Senyawa yang tedapat dalam makanan, umumnya protein, bila dikonsumsi oleh penderita alergi dapat merangsang sistem kekebalan yang menyebabkan reaksi alergi .

Alergi makanan

Respons abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula. Sedangkan intoleransi makanan adalah respons abnormal dari tubuh terhadap makanan tertentu yang gejalanya mirip dengan alergi makanan, hanya pencetusnya bukan dari spesifik pada sistem imun, melainkan dari beberapa penyakit tertentu. Sesorang dengan alergi makanan harus segera diidentifikasi dan ditangani sebab meskipun gejala awalnya tidak berat namun dalam waktu lama bisa mengalami gejala berat dan fatal. Pada saat pertama kali terkena, alergen akan merangasang limfosit (bagian dari sel darah putih) untuk memproduksi antibodi (IgE) terhadap alergen tersebut. Antibodi ini akan melekat pada sel Mast jaringan tubuh manusia. Jika kelak orang tersebut memakan makanan yang sama maka antibodi ini akan menstimulasi sel Mast untuk melepaskan histamin. Zat kimia yang bernama histamin inilah yang menyebabkan gejala alergi makanan.

Alfa-karoten

(lihat karoten)

Algin

Senyawa polisakarida koloid yang diekstrak dari asam alginat dalam rumput laut, digunakan sebagai bahan penstabil, pengemulsi dalam eskrim, puding, jeli, agar menjadi lembut dan halus serta memperpanjang usia simpan.

Alginat

Garam dari asam alginat yang ditemukan pada berbagai rumput laut sebagai garam kalsium atau asam bebas. Secara kimia, asam alginat adalah non-stach polisakarida yang terdiri dari unit asam manuronat, zat besi, magnesium dan garam ammonium dari asam alginat membentuk larutan kental dan mengikat sejumlah besar air. Digunakan sebagai pengental, penstabil dan membentuk seperti jeli pengikat dan agen pengemulsi di pabrik makanan terutama untuk es krim dan krim buatan. Nama dagang Manuol.

Alih teknologi

Pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, badan atau orang, baik yang berada di lingkungan dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri, atau sebaliknya.

Alitame

Pemanis buatan yang dibuat dari berbagai asam amino L-asam aspartam, D-alanine, menghasilkan rasa manis 2000 kali dibanding gula sukrosa dan dapat digunakan dalam berbagai produk termasuk minuman, permen, pencuci mulut yang dibekukan dan produk roti. Hanya komponen asam aspartam dari alitem yagn dapat dimetabolisme oleh tubuh. Hasilnya alitame mengandung 1,4 Kkal per gram. Karena alitame pemanis yang pekat. Digunakan hanya dalam jumlah yang sedikit dan dan memberi kontribusi kalori yang tidak berarti. Alitame sangat stabil, dapat bertahan pada suhu tinggi saat pemasakan dan pembuatan roti , dan mempunyai potensi untuk digunakan pada hampir semua bahan makanan dan minuman di mana pemanis diperlukan.

Alkohol

Senyawa dengan formula kimia umum CnH(2n+1)OH. Minuman alkohol adalah minuman yang mengandung ethanol (etil alkohol dengan rumus kimiawi C2H5OH). Etil alkohol murni dikenal sebagai alkohol absolut. Energi yang dihasilkan adalah 7 Kkal per gram. Jumlah alkohol dalam minuman ditunjukan dengan persen alkohol berdasarkan volume.

Aman untuk dikonsumsi

Pangan yang tidak mengandung bahan yang dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan manusia, misalnya bahan yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan.

Amilase

Enzim yang menghidrolisa pati dan glikogen. ?-amylase (dekstrinogenik amilase atau duastase) berperan untuk menghasilkan fragmen dextrin dari pati, sedangkan-amilase (maltogenik amilase) membebaskan maltosa, glukosa bebas dan isomaltosa dari ikatan dalam amilopektin. Amilase pada air ludah (kadang dinamakan ptyalin) dan amilase pankreas termasuk dalam ?-amylase.

Amiloid prekursor protein (APP)

Protein yang mengandung Cu (Copper) yang berfungsi mengangkut Cu ke dalam otak. Fungsi ini mirip dengan SOD atau chaperon pada SOD-1. peran APP lebih besar dari pengangkut Cu lainnya seperti PrPC (prion protein).

Amilosa

Sejenis pati/tepung dengan rantai kimiawi lurus, merupakan 20-25 persen bagian dari pati.

Amilopektin

Sejenis pati/tepung dengan rantai kimiawi bercabang, merupakan 75-80 persen bagian dari pati.

Anabolisme

Proses untuk membentuk senyawa baru seperti dalam sintesis. Kebalikan dari katabolisme yaitu memecah senyawa yang lebih sederhana.

Analisis Proksimat

Analisis bahan makanan untuk menetukan kadar protein berdasarkan kandungan nitrogen, kadar lemak berdasarkan ekstrak ether, serat makanan, dan garam mineral berdasar kadar abu.

Anemia

Kekurangan sel darah merah (eritrosit), umunya sebagai akibat dari kekurangan zat besi dari konsumsi makanan atau kehilangan darah yang berlebihan dan tidak mampu diganti dari konsumsi makanan. Defisiensi lainnya juga menyebabkan anemia, termasuk defisiensi vitamin B12 atau asam folat (anemia megaloblastik), vitamin E atau perdarahan/hemoragi (anemia hemolitik). Pengukuran yang sering diklakukan adalah dengan mengukur kadar hemoglobin dalam darah. Batas anemia berbeda menurut umur dan keadaan fisiologis. Disebut anemia pada anak balita jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11 gram/dL,anak usia sekolah kurang dari 12 gram/dL,wanita dewasa kurang dari 12 gram/dL, laki-laki dewasa kurang dari 13 gram/dL, ibu hamil kurang dari 11 gram/dL, ibu menyusui (lebih dari 3 bulan) kurang dari 12 gram/dL.

Anemia gizi besi

Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi sebagai penyebab utamanya. Pada pemeriksaan darah jika kadar hemoglobin kurang dari batas sesuai dengan umur atau keadaan fisiologis dan kadar serum feritin kurang dari 12 mcq/dL.

Anemia hemolitik

Anemia yang disebabkan karena pecahnya sel darah merah (eritrosit) lebih cepat dari umur regenerasi/proses sintesis sel darah merah, yang umumnya terjadi pada penderita malaria atau thalasemia.

Anurine

(nama lain dari vitamin B1 atau thiamin).

Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Suatu kecukupan rat-rata zat gizi setiap hari bagi setiap umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktivitas tubuh, dan kondisi fisiologis khusus untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Jenis zat gizi dianjurkan dalam AKG meliputi energi, protein, vitamin (A, D, E, K, B dan C), serta mineral (kalium, fosfor, besi, zinc, yodium dan selenium). Rata-rata kecukupan energi bagi penduduk indonesia adalah 2200 Kkal dan 50 gram protein pada tingkat konsumsi; dan 2500 Kkal dan 55 gram protein pada tingkat ketersediaan.

Angka Fertilitas Total

Taksiran jumlah anak total yang dilahirkan oleh 1000 wanita bila para wanita tersebut secara terus-menerus hamil pada saat mereka berada dalam tingkat fertilitas menurut usia mereka pada saat sekarang.

Angka Kelahiran Kasar

Jumlah kelahiran selama satu tahun per 1000 penduduk.

Angka Kelahiran Umum

Jumlah kelahiran per 1000 wanita berumur 15-49 tahun.

Angka Kematian Balita

Jumlah kematian anak berumur di bawah lima tahun per 1000 balita dalm satu tahun.

Angka Kematian Bayi (AKB)

Jumlah kematian bayi dibawah umur satu tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun.

Angka Kematian Ibu (AKI)

Jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu, sebagai akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan sampai dengan 7 minggu (42 hari) tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apa pun yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kondisi kehamilan atau pelayanan kesehatan, tetapi tidak termasuk kematian ibu hamil, bersalin atau pasca persalinan karena kecelakaan kematian ibu dapat disebabkan karena akibat langsung dari pelayanan kebidanan dan karena akibat tidak langsung dari penyakit yang ada sebelum kehamilan atau penyakit yang timbul selama kehamilan.

Angka kematian Kasar

Jumlah kematian total per 1000 kematian hidup dalam satu tahun.

Angka Kematian Neonatal

Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada masa tertentu.

Anoreksia Nervosa

Kelainan kebiasaan makan karena gangguan psikologis untuk mengurangi berat badan karena takut kegemukan dengan diet hamya beberapa jenis makanan sampai pada tingkat kelaparan. Penderita Anoreksia nervosa biasanya tidak tidak ada perasaan lapar.

ANP

(lihat Applied Nutrion Program)

Antibodi

Senyawa protein yang dibentuk oleh sistem imunitas dari manusia dan hewan besar dalam merespon adanya antigen (protein asing) dalam tubuh untuk menghasilkan antigen spesifik yang mengikat antigen tersebut sehingga tidak aktif.

Antigen

Substansi asing bagi tubuh, enyawa protein berupa toksin dan enzim yang merangsang respons imun dalam tubuh (terutama produksi dari antibidies )

Antikarsinogen

Senyawa yang menghambat pembentukan kanker atau pembentukan tumor. Lebih dari 600 senyawa kimia yang ditemukan dalam makanan yang dipercaya sebagai zat antikanker seperti antioksidan, asam retinoat.

Antioksidan

Senyawa yang ada di dalam buah, sayuran, ikan, rempah, dan biji-bijian yang dalam kadar rendah mampu menghambat laju oksidasi molekuler. Antioksidan yang sudah dikenal, misalnya vitamin C dan E. Zat antioksidan selama ini disebut bermanfaat karena dapat melindungi atau mencegah sel dari kerusakan akibat aktivitas radikal bebas dalam tubuh. Namun demikian, antioksidan tidak boleh dikonsumsi secara berlebih. Pada orang sehat, lebih baik mengkonsumsi antioksidan dari sumber alami. Mengonsumsi antioksidan suplemen antioksidan secara berlebihan dapat membahayakan. Konsumsi vitamin C berlebih justru akan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh. Demikian pula konsumsi vitamin E berperan sebagai anti-koagulan.

Antosianidin

Sejenis pigmen flavonoid yang ditemukan pada berbagai sayuran yang memberi keuntungan kesehatan dengan menetralkan radikal bebas dan kemungkinan menurunkan risiko kanker. Flavonoid lainnya adalah isoflavon, flavan, flavonol, flavon, dan flavonon.

Antosianin

Sejenis pigmen flavonoid yang ditemukan pada berbagai sayuran, buah dan bunga yang memberi keuntungan kesehatan dengan menetralkan radikal bebas dan kemungkinan menurunkan risiko kanker. Warna antosianin merah, biru, dan ungu tergantung kepada konsentrasi yang encer, antosianin berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi yang pekat berwarna merah dan konsentrasi biasa berwarna ungu. Pada pH rendah antosianin berwarna merah dan pH tinggi berubah menjadi violet, lalu menjadi biru.

Antropometri

Ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkaran lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi duduk, lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa indeks dengan membandingkan dengan ukuran lainnya seperti BB/U, BB/TB, TB/U.

Appetite

(lihat nafsu makan)

Applied Nutrition Program

Program gizi terpadu yang di Indonesia dilaksanakan mulai tahun 1968 dan dievaluasi pada tahun 1972 oleh Sayogyo, dkk. Program ini melibatkan berbagai sektor yang terkait dengan gizi antara lain: Departemen Pertanian, Departemen Agama, Departemen Kesehatan. Program ini menjadi cikal bakal program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).

Arginin

Salah satu asam amino non-asensial. Pada orang dewasa, arginin dapat disintesis oleh tubuh tetapi pada bayi dan balita, arginin tidak dapat disintesis dalam jumlah cukup.

Asam Amino

Senyawa organik, sederhana dan mengandung nitrogen yang merupakan elemen dasar atau penyusun (building blocks) dalam rangkaian peptida dan protein. Asam amino merupakan senyawa yang mengandung gugus amino merupakan senyawa yang mengandung gugus amino (NH2) dan gugus karboksil (COOH). Tubuh manusia mengandung lbih kurang 5 juta jenis protein. Setiap jenis protein mengandung satu atau lebih rangkaian 100-300 asam amino. Namun demikina suatu protein umumnya terdiri dari rangkaian 20 macam asam amino. Kadang-kadang ada asama amino di luar ke-20 asam amino itu, namu sangat jarang. Asam amino dibagi 2 kelompok yaitu sam amino esensial dan asam amino non-esensial, keduanya sangat penting untuk pembentukan protein tubuh. Asam amino esensial ada 8 jenis yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Dua asam amino lain yang dianggap esensial adalah histidin dan arginin, karena masih dapat disintesis dalam tubuh, namun tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dibawah 5 tahun. Asam amino non-esensial dalam keadaan tertentu menjadi esensial misalnya sistein dan tirosin. Sistein dapat disintesis dari metionin dan tirosin dari fenilalanin. Keduanya menjadi esensial jika konversinya mengalami gangguan enzim atau perkembangan yang belum matang seperti pada bayi prematur.

Asam amino esensial

Asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, tediri dari asam amino isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Dua asam amino lain yang dianggap esensial adalah histidin dan arginin, karena masih dapat disintesis dalam tubuh, namun tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak dibawah lima tahun. FAO menganjurkan standar minimum kebutuhan untuk setiap asam amino yang harus dipenuhi per gram protein yang dimakan. Standar ini merujuk pada hasil pengukuran kualita protein. Dengan membandingkan asam amino pembatas (misal batas yang paling rendah) dalam makanan dengan standar yang sudah dihitung skor asam aminonya. Skor asam amio 100 atau lebih menunjukan protein kualitas tinggi, sedangkan bila kurang dari 100 protein kualitas rendah.

Asam amino non-esensial

Asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah cukup terdiri dari asam amino alanin, aspartat, asparagin, glutamat, glutamin, glisin, prolin dan serin. Asam amino non-esensial bisa menjadi esensial karena berbagai kondisi klinik dan fisiologis, yaitu sistein, glutamin, glisin, proline, serin, tirosin,arginin (asam amino yang mengandung belerang), tirosin (asam amino aromatik), histidin dan arginin sangat dibutuhkan pada bayi dan anak yang sedang tumbuh.

Asam arachidonat

Asam lemak tidak jenuh ganda (20:4?6) non esensial yang terdapat dalam ikan, telur, hati, dan otak. Dapat dibentuk dari asam linoleat dengan kemampuan tiga kali dari asam linoleat dalam mengurangi gejala defisiensi asam amino esensial.

Asam asetat

(lihat asam cuka)

Asam askorbat

(lihat vitamin C)

Asam aspartat

Salah satu asam amino non esensial yang dapat di sintesis oleh tubuh dalm jumlah cukup. Asam amino non-esensial lainnya adalah asam aminon alanin, asparagin, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin dan serin.

Asam benzoat

Bahan tambahan pangan (BTP) dengan rumus kimia C6H5COOH dan garamnya merupakan baham pengawet yang banyak digunakan secara luas pada bahan makanan yang bersifat asam. Bahan ini efektif untuk mencegah pertumbuhan khamir, kapang, dan bakteri pada tingkat keasaman pH 2.5-4.0.

Asam boraks

(lihat boraks)

Asam cuka

Disebut juga asam asetat, asam etanoat, merupakan asam organik paling sederhana dengan rumus kimia CH3COOH.

Asam ferulat

Sejenis phenol yang ditemukan pada berbagai macam buah dan sayuran, dan buah sitrun yang mempunyai antioksidan yang mengurangi risiko penyakit degeneratif, penyakit hati, dan sakit mata.

Asam folat

(lihat Vitamin B9)

Asam glutamat

(lihat glutamat)

Asam jengkolat

Asam amino yang mengandung sulfur yang ada dalam buah jengkol, phitecolobium lobatum. Asam jengkolat merupakan merupakan turunan sistein, hanya sebagian kecilyang dapat larut dan yang tidak larut dapat membentuk batu ginjal.

Asam kaprik

Asam lemak rantai sedang (C10:0)

Yang terdapat dalam minyak kelapa domba, dan keju.

Asam kaprilik

Asam lemak rantai sedang (C8:0) yang terdapat dalam minyak kelapa, domba, keju, dan juga lemak tubuh.

Asam kaproat

Asam lemak rantai pendek (C6:0) yang terdapat dalam minyak kelapa, domba, dan keju.

Asam laktat

Asam yang dihasilkan dari fermentasi anaerobik (tanpa bantuan oksigen) terhadap karbohidrat dalam tubuh ketikatidak ada oksigen yang tesedia dalam waktu cepat. Kondisi ini terjadi saat olahraga berat seperti lari sprint.

Asam lambung

Sekresi lambung yang mengandung enzim chymosin, lipase, dan pepsinogen (bentuk tidak aktif dari pepsin), faktor intrinsik, dan asam hipoklorik. Kekurangan ekskresi asam lambung (aklorhidria) dapat mengganggu penyerapan vitamin B12 (karena kurang faktor intrinsik) dan besi sehingga menyebabkan anemia pernisius.

Asam laurat

Asam lemak rantai sedang (C12:0) yang terdapat dalam minyak kelapa, domba, dan keju.

Asam lemak

Asam organik yang terdiri dari gugus rantai karbon dan gugus karboksil diujung susuanan kimiawinya. Asam lemak dengan atom C genap antar 12 sampai 22 merupakan asam lemak yang penting untuk tubuh. Asam lemak terdiri dari 2 kelompok yaitu asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh dibagi menjadi 2 kelompok lagi sam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. Asam lemak tidak jenuh umumnya berbentuk cair pada suhu kamar. Asam lemak ditulis secara singkat dengan menyebutkan jumlah atom karbon. Jumlah ikatan rangkapnya dan posisi ikatan rangkap pertama dihitung dari ujung gugus metil. Misalnya C18:2n-6 atau C18:26).

Asam lemak bebas

Asam lemak yang sudah bebas dari ikatan gliserol karena proses hidrolisis. Asam lemak bebas mengikuti sirkulasi darah, berikatan dengan albumin, disimpan dan dikeluarkan dari timbunan lemak tubuh menurut kondisi metabolisme energi saat itu.

Asam lemak jenuh

Asam lemak dimana setiap atom karbon dalam rangkaiannya terdapat atom hidrogen sehingga antara dua atom yang berdekatan tidak ada ikatan rangkapnya (C-C). asam lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol darah, sedangkan asam lemak tidak jenuh menurunkan kadar kolesterol darah. Bahan makanan sumber asam lemak jenuh umumnya bersal dari lemak hewani.

Asam lemak tidak jenuh

Asam lemak dengan satu atau lebih ikatan rangkap satu pada atom karbon yang berdekatan (C-C). pada proses hidrogenasi, ikatan rangkap tersebut pecah menjdi ikatan tunggal dan mengkap hidrogen dalam rangkaiannya dan berubah menjadi asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh menurunkan kadar lemak kolesterol dalam darah, sedangkan kadar lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol darah. Bahan makanan sumber asam lemak tidak jenuh umumnya berasal dari ikan dan lemak atau minyak nabati.

Asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang

Asam lemak rantai panjang yang mengandung paling sedikit dua ikatan rangkap karbon yang berdekatan (C=C).

Asam leamk tidak jenuh tunggal

Asam lemak dengan hanya satu ikatan rangkap pada atom karbon yang berdekatan (C=C). contoh asam oleat. Makanan sumber asam lemak tidak jenuh tunggal adalah minyak zaitun, minyak kacang tanah, avocad, dan minyak canola.

Asam lemak trans

(lihat lemak trans)

Asam linoleat

Asam lemak tak jenuh fganda esensial (C18:26) yang terdapat pada minyak nabati

Asam linolenat

Asam lemak tak jenuh ganda esensial yang terdiri dari dua jenis menurut letak ikatan rangkap pertama yaitu-linolenat (C18:33) dan-linolenat (C18:36).

Asam nikotinat

(lihat vitamin B3)

Asam nukleat

Senyawa polimer purin dan pirimidin dalam gula fosfat. Ada dua bentuk asam nukleat yaitu asam ribonukleat (RNA) yang mengandung gula ribosa dan asam deoksiribonukleat (DNA) yang mengandung gula deoksiribosa.

Asam miristat

Salah satu asam lemak jenuh.

Asam oksalat

Asam dikarboksilat dengan rumus kimiawi COOH-COOH yang dalam jumlah banyak dapat menyebabkan keracunan. Konsentrasi asam oksalat yang tinggi dalam urine dapat membentuk batu ginjal.

Asam oleat

Asam lemak tidak jenuh tunggal (C18:1?9) yang umumnya terdapat dalam lemak/minyak, terutama minyak zaitun.

Asam organik

Asam yang secara alami terdapat dalam makanan dengan atom karbon. Asam organik berbeda dengan asam anorganik karena dalam metabolisme asam organik dengan menghasilkan energi.

Asam palmitat

Salah saut asam lemak jenuh.

Asam pantotenat

(lihat vitamin B5)

Asam Piruvat

Asam yang terbentuk sementara dalam metabolisme karbohidrat (glukosa) dalam kondisi anaerobik. Asam piruvat dapat diubah menjadi asetil Coa melalui oksidasi asam sitrat, atau direduksi menjadi asam laktat.

Asam propionat

Bahan tambahan pangan (BTP) pengawet dengan rumus kimia (CH3CH2COOH). Propionat efektif terhadap kapang, dan beberapa khamir pada makanan dan minuman dengan tingkat keasaman pH di atas 5.

Asam sitrat

Asam organik yang merupakan hasil dari metabolisme antara, terdapat pada tanaman dan daging. Asam sitrat diproduksi secara komersial dari fermentasi gula oleh Aspergilus niger yang didapatkan dari buah sitrus, digunakan sebagai pengasam dan BTP perisa/penyedap.

Asam sorbat

Bahan tambahan pangan (BTP) pengawet terutama untuk mencegah pertumbuhan kapang dan bakteri. Mekanisme asam sorbat dalam mencegah pertumbuhan mikroba adalah dengan mencegah kerja enzim dehidrogenase terhadap asam lemak. Struktutdiena dalam asam sorbat dapat mencegah oksidasi asam lemak leh enzim tersebut. Sorbat lebih aktif pada makanan dengan tingkat keasaman diatas 6,5. sorbat ditemukan secara alami pada tanaman buah beri.

Asam stearat

Salah satu asam lemak jenuh.

Asam urat

Hasil akhir dari metabolisme purin berbentuk kristal yang banyak terdapat di persendian sehingga menyebabkan penyakit asam urat dengan gejala sakit pada persendian. Senyawa purin umumnya terdapat dalam jerohan.

ASDI

(lihat Asosiasi Dietisien Indonesia)

ASI

(lihat Air Susu Ibu)

Asites

Penumpukan cairan dalam tubuh dapat disebabkan karena penyakit sirosis hati, jantung koroner, kanker inveksi dan kurang gizi berat.

ASI ekslusif

Air susu ibu diberiakn kepada bayi lahir sampai dengan bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman lain.

ASI inisiasi

Proses untuk memberikan air susu ibu secara dini, yaitu sesaat setelah bayi dilahirkan karena refleks bayi baru lahir untuk mencari puting susu ibunya. ASI insiasi dini mempengaruhi keberhasilan menyusui untuk masa berikutnya.

Asidosis

Kenaikan tingkat keasaman darah dibawah nilai normal (pH 7,3-7,45) sebagai akibat dari sekresi karbondioksida kehilangan basa atau peningkatan produksi asam dalam tubuh. Kedaan ini disebabkan antara lain oleh dehidrasi (terutama pada bayi), ketosis karena kelaparan, anoreksia nervosa, diabetes yang tidak terkendali, diet rendah karbohidrat terlalu berat dan tidak bertahap atau terjadi akumulasi ion asam organik kaut/keras seperti ion sulfat dan ion fosfat karena gagal jantung atau paru-paru tidak cukup pasokan darah.

Askorbat

(lihat Vitamin C)

Asosiasi Dietisein Indonesia (ASDI)

Organisasi profesi ahli gizi di ndonesia yang berkiprah atau mengkhususkan diri dalam bidang dietetik. Anggotanya sebagian besar bekerja di Rumah Sakit.

Asparagin

Asam amino non-esensial yang dapat disintesis oleh tubuh dalam jumlah cukup. Asam amino non=esensial lainnya asalah alanin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin dan serin.

Aspartam

Bahan tambahan pangan (BTP) pemanis rendah kalori yang yang digunakan untuk berbagai makanan dan minuman dan gula-gula. Aspartam 200 kali lebih manis dibandingkan dengan gula. Dibuat dari penggabungan dua komponen protein, asam aspartat dan fenilalanin.

Aspartat

(liaht asam aspartat)

Aspergilus flavus

Jamur yang dapt menyebabkan terbentuknya aflatoksin pada bahan makanan terutama kacang dan padi-padian yang dismpan lama atau dalam keadaan lembab.

Aterosklerosis

Penyakit yang disebabkan karena penimbunan kolesterol pada dinding dalam pembuluh darah.

ATP

(lihat Adenisine trihosphate)

Autis

Penyakit dengan gejala tidak ada kontak mata, keterlambatan bicara/ berkomunikasi, hiperaktif, tidak ada respon bila dipanggil, emosinya sangat tinggi dan hipersensitivitas terhadap rangsangan bau dan suara. Pada penderita autis makanan sumber gluten dan casein tidak diperbolehkan karena termasuk protein yang sulit dicerna, sehingga akan memicu terjadinya peptida rantai pendek (hanya terdiri atas 2 atau 3 asam amino). Peptida ini diserap kembali dalam darah dan ketika tiba di otak akan berubah menjadi casomorphin dan gluteomorphin.

Average intake (AI)

Asupan zat gizi yang dianjurkan didasarkan pada pengamatan atau penentuan secara penelitian, perkiraan atau pendugaan dari asupan zat gizi berdasarkan kelompok- kelompok orang sehat yang diasumsikan akanmencukupi kebutuhan zat gizi tersebut.

B

Bahan makanan organik

(lihat pangan organik)

Bahan makanan penukar

Golongan bahan makanan sejenis dalam hal kandungan gizinya terutama dalam energi, lemak, karbohidrat dan protein yang dapat saling ditukar dalam merencanakan menu makanan sehari-hari.

Baduta

Anak berumur di bawah dua tahun (0 sampai 23 bulan).

Bahan asal hewan PRG

Seluruh bahan yang dihasilkan dari hewan PRG dan dapat diolah lebih lanjut bagi keperluan manusia dan keperluan lain.

Bahan sal ikna PRG

Seluruh bahan yang dihasilkan dari ikan PRG dan dapat diolah lebih lanjut bagi keperluan manusia dan keperluan lain.

Bahan asal jasad renik PRG

Tubuh/sel dari jasad renik PRG itu sendiri dan/atau produk metabolismenya.

Bahan asal tanaman PRG

Bahan yang dihasilkan dari tanaman PRG dan dapat diolah lebih lanjut bagi keperluan manusia dan keperluan lain.

Bahan makanan

Semua bahan baik teolah maupun tidak, termasuk bahan tambahan makanan.

Bahan makanan campuran

Campuran bahan makanan, susu skim, gula, minyak dalam komposisi tertentu. BMC dimaksudkan untuk memulihkan anak penderita gizi buruk. Perkembangan selanjutnya menjadi Pemberian Makanan Tambahan (PMt).

Bahan makanan lokal

Bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh, dan harga terjangkau oleh masyarakat.

Bahan Tambahan Pangan (BTP)

Bahan yang ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi untuk mempengaruhi sift atau bentuk pangan, baik yang mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi. Termasuk BTP antara lain: pewarna, pemanis buatan, pengawet, antioksidan, antikempal, penyedap/pengawt rasa dan aroma, pengatur keasaman, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pemantap, pengental, pengeras, sekuestran (pengikat ion logam). BTP dapat ditambahkan pada proses produksi, pengemasan, transportasi atau penyimpanan. BTP ditambahkan ke makanandenga tujuan:

mempertahankan nilai gizi makanan,
mempertahankan mutu dan kestabilan makanan, 3. membuat makanan menjadi lebih menarik. BTP yang ditambahkanharus sesuai denga peraturanyang berklaku dalam hal jenis BTP yang ditambahkan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam hal jenis BTP, jenis makanan dan konsentrasinya.

Balita

Anak berumur dibawah lima tahun(usia 0 tahun sampai dengan 4 tahun 11 bulan )

Balita yang naik berat badannya (N)

Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut naik berat badannya dan mengikuti garis pertumbuhan pada KMS.

Balita Garis bawah Merah

Balita yang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah atau di bawah garis merah pada KMS.

Basal Metabolic Rate (BMR)

Jumlah energi yagn dikeluarkan untuk aktivitas vital tubuh pad waktu istirahat. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh pada waktu istirahat. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi vital tubuh seperti denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, pengaturan suhu tubuh, metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, transmisi elektrik pada otot dam lain-lain. Pengukuran metabolisme basal dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam.

Batita

Anak berumur di bawah tiga tahun (usia 0 tahun sampai dengan 2 tahun 11 bulan).

Bawah Garis Merah (BGM)

Anak dengan berat badan kurang menurut umur dibandingkan dengan standar yang diketahui secara visual dengan melihat plot dalam KMS berada di bawah garis merah.

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai 24 jam pertama setelah lahir.

Bayi Berat Sangat Rendah (BBSR)

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.000 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.

BBLR

(lihat Bayi berat Lahir Rendah)

BBSR (lihat Berat Bayi Sangat rendah)

BB/PB

(lihat Berat Badan menurut panjang badan)

BB/TB

(lihat berat badan menurut tinggi badan)

BB/U

(lihat berat badan menurut umur)

BBI

(lihat berat badan ideal)

BCG Vaksin

Vaksin Bacille Calmette Guerin yang diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis.

BDD

(lihat berat yang dapat dimakan)

BGM

(lihat bawah garis merah)

Beras

Butir padi yang telah diisahkan dari kulit biji (sekam)-nya. Beras diolah dari gabah dengan cara digiling untuk memisahkan kulit biji kemudian disosoh untuk memisahkan kulit ari beras (bekatul) sehingga beras yang dihasilkan berwarna lebih putih.

Berat Badan Ideal

Berat abdan orang dewasa berdasarkan standar tertentu yang disepakati menurut jenis kelamin dan tinggi badan. Berat badan ideal dewasa merupakan kisaran angka tertentu. Ada beberapa cara untuk menetukan berat badan ideal, tetapi yang umumnya digunakan adalah Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan rumus IMT= berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) kuadrat. Berat badan ideal jika IMT berada pada kisaran antara 18,5-25,0. di bawah 18,5 disebut berat badan lebih.

Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB)

Salah satu indeks antropometri yang digunakan untuk menetukan status gizi anak umur 0-23 bulan dengan memperhitungkan berat badan menurut panjang badannya. Jika nilai z-skor BB/PB atau BB/TB kurang dari -3.00 disebut sangat kurus, -2.00 sampai -3.00 kurus, -2.00 sampai +2.00 normal, +2.00 sampai +3.00 berat badan lebih, dan diatas =3.00 obesitas. Indeks antropometri BB/PB ini menggambarkan status gizi akut.

Berta Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Salah satu indeks antropometri yang digunakan untuk menentukan status gizi anak umur 24 bulan atau lebih dengan memperhitungkan berat badan menurut tinggi badannya. Jika nilai z-skor BB/PB atau BB/TB kurang dari -3.00 disebut sangat kurus, -2.00 sampai -3.00 kurus, -2.00 sampai +2.00 normal, +2.00 sampai +3.00 berat badan lebih, dan diatas +3.00 obesitas. Indeks antropometri BB/TB ini menggambarkan status gizi yang kuat.

Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Salah satu indeks antropometri yang digunakan untuk menetukan status gizi seseorang yang memperhitungkan berat badan menurut umurnya. Pada balita nilai z-skor BB/U kurang dari -3.00 disebut gizi buruk, -2,00 sampai -3.00 gizi kurang, -2.00 sampai +2.00 gizi baik, diatas +2.00 disebut gizi lebih.

Berat yang dapat Dimakan (BBD)

Bagian dari bahan makanan atau makanan yang masik kedalam mulut atau yang dapat dimakan oleh seseorang, atau bagian yang lazim tidak dimakan. Misalnya, mangga dikupas kulitnya dan dikeluarkan bijinya; atau telur dibuang kulitnya. BDD digunakan dalam daftar komposisi zat-zat gizi yang terdapat dalam setiap jenis bahan makanan.

Bercak Bitot

Bercak warna putih seperti busa pada bagian putih mata (konjungtiva) yang disebabkan karena kekurangan vitamin A.

Beri-beri

Penyakit yang disebabkan karena kekurangan vitamin B1 dalam waktu lama. Tanda yang timbul pada bayi adalah susah bernafas dan gangguan pencernaan gastrointestianl, seperti nafsu makan yang menurun, muntah, konstipasi, diare dan rasa tidak enak pada perut. Pada kasus dewasa tanda-tandanya adalah rasa lelah, gangguan penglihatan, kebingungan mental, kelumpuhan otot mata, diare, kehilangan nafsu makan dan berat badan, gangguan fungsi saraf yang menyebabkan kelumpuhan dan kehilangan anggota badan, odema, dan kegagalan jantung.

Besi haem

Sumber zat besi yaang berasal dari makanan hewani.

Besi, zat

Salah satu mineral penting yang sangat diperlukan tubuh manusia untuk membentuk komponen haem dari hemoglobin, komponen darah yang membawa oksigen dari paru ke seluruh bagian tubuh dan membawa balik karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru. Zat besi juga merupakan bagian dari myoglobin, yang membantu otot menyimpan oksigen, beberapa jenis enzim, dan jaringan tubuh lainnya. Zat besi disimpan dalam hati dalam bentuk feritin, dalam jaringan tubuh dalam bentuk hemosoderin, dan dalam darah dalam bentuk transferin. Pada tubuh orang dewasa terdapat 4-5 gram zat besi, dimana 60-70 persen dalam komponen haem dari hemoglobin. Konsumsi zat besi dari makanan rata-rata 10-15 miligram per hari dimana 0,5-1,5 miligram dapat diseraptubuh. Penyerapan zat besi bervariasi menurut jenis makanan (zat besi dari makanan hewani lebih baik penyerapannya dibanding zat besi dari makanan nabati), adanya zat pemacu penyerapan (vitamin C) dan penghambat (kalsium, fosfat, asam sitrat), serta status gizi tubuh. Zat besi dikeluarkan tubuh melalui tinja, menstruasi, keringat, kulit, rambut dan air seni. Sumber zat besi dalam makanan adalah daging, telur, hati, ikan, sayuran hijau. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia akibatnya mudah lelah karena tubuh kekurangan oksigen karena adenosine triphosphate (ATP) tidak dapat disintesis dengan baik.

Beta-karotren

(lihat karoten)

BGM

(lihat Bawah Garis Merah)

BHA

(lihat Butylated hydroxytoluena)

BIA

(lihat Biolelectrical Impedance Analysis)

Bikarbonat

Sekresi kelenjar pankreas yang bersifat basa, merupakan salah satu senyawa didalam cairan pankreas yang masuk kedalam usus melewati kantong empedu. Bikarbonat terdapat luas dalam semua cairan sel tubuh.

Bioassay

Pengukuran senyawa biologi seperti vitamin dan asam amino dalam kemampuannya untuk pertumbuhan mikroorganisme atau hewan.

Bifidus factors

Faktor dalam colostrum dan air susu ibu yang membantu pertumbuhanbakteri Lactobacillus bifidus yang menguntungkan saluran usus bayi, sehingga bakteri lain yang tidak diinginkan tidak tumbuh.

Bioelectical Impedance Analysis (BIA)

Suatu metode untuk melakukan estimasi lemak tubuh dengan menggunakan aliran listrik intensitas rendah. Hal ini didasarkan pada perbedaan aliran listrik yang mampu disalurkan antara lemak dan jaringan lainnya.

Bioflavonoid

(lihat Flavonoid)

Biofortifikasi

Upaya pemuliaan tanaman modifikasi genetika pada tanaman untuk menemukan atau mendapatkan tanaman yang unggul pada satu atau lebih zat-gizi misalnya tinggi zat besi, zat seng, karoten, atau zat gizi lainnya.

Biological Value (BV)

Salah satu ukuran kualitas protein dengan menilai proporsi protein yang diabsorpsi/digunakan tanpa memperhitungkan digesbiliti (nilai cerna) dibanding protein total. Biological value (BV) dilakukan dengan mengukur kadar nitrogen yang dikeluarkan melalui urin dan feses dibandingkan dengan intake protein dibawah pengawasan. Jumlah pengeluaran nitrogen yang sangat kecil dari keringat, kulit, rambut, dan kuku diabaikan. Nilai BV protein untuk telur dan ASI 0,9-1,0, daging dan ikan 0,75-0,8 teoung terigu 0,5, gelatin 0.

Bioteknologi

Semua pengembangan atau penerapan teknologi yang menggunakan sistem biologis, organisme hidup dan turunannya untuk memodifikasi produk atau proses untuk kepentingan tertentu. Secara tradisional, bioteknologi diterpkan misalnya dalam pembuatan keju, tempe, atau tape. Bioteknologi modern berarti memodifikasi organisme hidup (tumbuhan, hewan, ikan) melalui manpulasi gen. secara garis besasr ada dua tipe proses biteknologi, yaitu 1) yang menggunakan informasi genetik untuk mempercepat dan mengembangkan tanaman tradisional atau persilangan hewan, misalnya produksi berbagai macam antibiotik sangat bergantung pada aktivitas berbagai macam cendawan dan bakteria, dan 2) yang memodifikasi pola genetik tumbuhan tau hewan untuk “menciptakan” organisme baru, misalnya perekayasaan genetik asam nukleat in-vitro dan fungsi sel dari dua jenis atau lebih organisme.

Biotin

Salah satu vitamin B yang berperan seabgai koenzim tingkat seluler dalam metabolisme lemak dan karbohidrat. Dalam makanan biotin berbentuk bebas atau terikat dalam protein. Bahan makanan sumebr biotin adalah hati, limpa kuning telur, ragi sayuran, kacang-kacangan.

Bitot’s spot

(lihat bercak bitot)

BMC

(lihat makanan campuran)

BMI

(lihat Boddy Mass Index)

BMR

(lihat Basal Metabolic Rate)

Body Mass Index

(lihat Index Massa Tubuh)

Bongkrek

Sejenis tempe yang dibuat bukan dari kedelai tetapi dari ampas tahu atau dari ampas kelapa yang difermentasi dengan kapang Rhizophus oligosporus dan Neurospora sitophilka. Kalau pH bongkrek diatas 6, bongkrek dapat tecamar oleh Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan toksin beracun asam bongkrek dan toksoflavin.

Boraks

Senyawa garam yang dibentuk dari asam boraks dan natrium.

Boron

Elemen mikro yang berperan penting untuk pertumbuhan tanaman, tetapi belum terbukti mempunyai fungsi dalam tubuh.

Botulisme

Keracunan makanan yang disebabkan neurotoksin sangat beracun yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum. Spora C. botulinum tahan panas tinggi. Makanan yang sering tercemar adalah daging, ikan, susu, buah, sayuran yang sudah diawetkan tanpa menunjukan tanda fisik bahwa makanan tersebut telah tercemar.

Browning reaksi

Reaksi kimia yang terjadi pada makanan sebagai akibat dari oksidasi yang menimbulkan warna kecoklatan.

Bulimia nervosa

Suatu penyimpangan dalam makanan yang ditandai dengan perangsangan pada bagiantenggorokan untuk merangsang pemuntahan makanan yang baru dimakan dari lambung, biasanya dilakukan karena takut menjadi gemuk.

Bumbu

Bahan penyedap masakan yang berfungsi untuk membangkitkan selera makan, dapat digunakan umumnya dalam keadaan segar/basah, baik yang berasal dari tumbuhan, hewan dan kimiawi. Sedangkan rempah adalah bahan penyedap yang bersifat aromatik yang dapat digunakan sebagai penyedap masakan dan berasal dari tumbuhan dan umumnya dalam keadaan kering kering seperti kayu manis, cengkeh, ketumbar, merica, jintan, kembang pala, dan lain-lain. Bumbu dan rempah adalah bahan alamiah yang berasal dari tumbuh-tubuhan atau campurannya, tanpa bahan tambahan dari luar yang digunakan untuk memberikan rasa serta menjadi bagian dari aroma makanan dan minuman. Bumbu dan rempah digolongkan menurut bahan

Minggu, 24 Juni 2012

LAPORAN BESAR RUMAH SAKIT H. MOCH, ANSHARI SALEH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaaan pasien dan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Program pelayanan gizi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan kulitas pelayanan rumah sakit melalui penyediaan makanan yang sesuai guna mencapai syarat gizi di rumah sakit perlu sesuatu suatu pengetahuan dan keterampilan yang meliputi pengadaan makanan sampai dengan produksi makanan dan evaluasi makanan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi sangat diperlukan dalam era globalisasi saat ini. Hal ini berkaitan dengan kemampuan bersaing dengan negara lain pada berbagai aspek. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan peranan faktor lain seperti kesehatan dan gizi. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia disuatu Negara. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi dan individu yang karena sesuatu mereka harus tinggal disuatu institusi kesehatan diantaranya rumah sakit. Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit meliputi asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, dan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi.
Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu sesuai sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan industri di era globalisasi saat ini, perlu adanya hubungan timbal balik antara dunia usaha/industri dengan lembaga pendidikan. Salah satu bentuk hubungan timbal balik ini adalah dilaksanakannya kerjasama yang saling menguntungkan dalam proses kegiatan pembelajaran mahasiswa sebagai upaya peningkatan relevansi pengetahuan dan kemampuan praktek mahsiswa dengan dunia nyata. Di sisi lain, dunia usaha/industri akan merasa terbantu secara gratis dalam mengembangkan usaha mereka.
Kurikulum Akademi Gizi Departemen Kesehatan RI Tahun 1996 mencantumkan wilayah tujuh peran yang harus dicapai oleh para lulusan Diploma III Gizi, diantaranya adalah sebagai pengelola system penyelenggaraan makanan institusi, penyuluhan dan institusi penyuluhan atau konsultasi gizi, pelaku pendayagunaan bahan mkanan, dan penilai mutu gizi makanan.
Dalam kurikulum tersebut peserta didik dapat memilih permintaan dalam bidang Gizi klinik atau bidang Gizi Masyarakat untuk pedalaman ilmunya seorang “Dietition” dan “Nutrition”.
Peserta didik memilih peminatan dalam bidang gizi klinik harus dapat menjalankan beberapa peran khususnya sebagai pengelola system penyelenggaraan makanan. Untuk lulusan dituntut mempunyai kemampuan tertentu yang dijalanakan secara professional dan memenuhi tuntutan masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan tuntutan tersebut maka peserta didik atau setiap mahasiswa diwajibkan menjalanakan praktek mata kuliah pelayanan gizi institusi salah satunya di instalasi gizi senior untuk rumah sakit kelas C di bawah bimbingan intensif dari ahli gizi senior dirumah sakit tersebut. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi penggadaan makanan sampai dengan produksi makanan dan evaluasi makanan. Tahapan kegiatan tersebut antara lain : 1.) Pemesanan dan Pembeliaan bahan, 2.) Penerimaan, Penyaluran, dan Penyimpanan, 3.) Persiapan dan Pengolahan Makanan , 4.) Sisitem distribusi dan Penyajian Makanan, 5.) Pengawasan mutu makanan dan, 6.) Evaluasi dan Penyelenggaraan makanan.
Dengan menjalankan praktek kerja lapangan tersebut diharapkan dapat diperolehnya lulusan yang siap kerja dan lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat, khususnya dalam manajemen sistem penyelenggaran makanan.

1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) manajemen sistem penyelenggaran makanan pada rumah sakit tipe B adalah memberikan gambaran system penyelenggaran makanan di instalasi gizi rumah sakit yang meliputi pengorganisasian, ketenagaan, sistem penyelenggaran makanan di instalasi quality control dan evaluasi penyelenggaraan makanan, membuat laporan, menyusun dan menyajikan laporan praktek.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menganalisis kebutuhan tenaga
b. Menganalisis sistem pengelolaan makanan di institusi
c. Menilai dan dapur dan peralatan
d. Menilai mutu makanan yang di produksi
e. Mengkaji dan mengembangkan menu yang lebih unggul
f. Menganilisis harga makanan konsumen perporsi
g. Menilai kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi.
1.3 Manfaat
a. Bagi institusi rumah sakit
Sebagai bahan evaluasi sehingga menjadi salah satu masukan untuk lebih meningkatkan sistem penyelenggaraan makanan di institusi rumah sakit
b. Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang sistem penyelenggaran makanan institusi rumah sakit.

BAB II
PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
2.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh
Sebelum rumah sakit menempati bangunan baru di jalan Brigjen H.Hasan Basry Banjarmasin, maka rumah sakit ini terlebih dahulu menempati di jalan Letjen R.Soeprapto no. 41 Banjarmasin.
Rumah sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang merupakan peninggalan pemerintah Belanda yang pernah menjajah negri ini selama 3,5 abad dan perkirakan dibangun sekitar tahun 1926 diatas tanah seluas 7,4 – 65 m2 yang mula-mula hanya digunakan sebagai rumah sakit umum, waktu itu penduduk kurang lebih 50.000 orang.
Kemudian setelah pecah perang dunia II sewaktu pengambilan alihan kekuasaan dari pemerintah Belanda kepala pemerintah Jepang. Rumah sakit ini oleh pemerintah Jepang di bubarkan dan para pasien mental dipulangkan ke keluarga masing – masing dan sebagian dipindahkan ke Rumah Sakit Kota Baru (Pulau Laut) Kalimantan Selatan. Begitu pula Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, sedang gedung lama tesrebut tentara Jepang dipergunakan sebagai mess pertahanan dan segala macam kegiatan militernya di daerah ini setelah perang dunia II, maka gedung tersebut dijadikan perawatan orang sakit jiwa yang menampung penderita berasal dari daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Setelah revolusi kemerdekaan bagi pemerintah Indonesia (17 Agustus 1945), rumah sakit jiwa ini mulai berfungsi sebagai rumah sakit jiwa walaupun dengan segala keterbatasan, baik fasilitas peralatan, obat–obatan, tenaga medis dan paramedis, tenaga rumah tangga, tenaga administrasi dan kepegawaian masih dikerjakan oleh inspektur kesehatan provinsi kalimatan Selatan. Tempat perawatan orang sakit jiwa pada waktu itu masih berstatus otonom yang dipimpinnya dirangkap oleh inspektur kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Setelah itu, rumah sakit ini diserah terimakan oleh inspektur kesehatan statusnya kepada Kepemerintahan kesehatan (DepKes) yang pada itu ditandatangani langsung oleh jawatan rumah sakit iwa tersebut diubah menjadi Rumah Sakit Perawatan Sakit Jiwa Banjarmasin sejak tahun 1952 dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Sekarang Rumah sakit Jiwa Banjarmasin berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr.H.Moch Anshari Saleh yang bertempat di jalan Brigjen H.Hasan Basry dan dibangun sejak tahun 1980 di atas seluas 88.09832 m2. Adapun operasi kegiatannya mulai sejak tanggal 22 Juli 1985 dan diresmikan pemakaian nya oleh Bapak Menteri Republik Indonesia Dr. Soewardjo Soerjaningrat pada tanggal 3 September 1985.
Tahun 2002, Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin (RSAS) sedang dalam proses penatapan kelas Rumahy Sakit Jiwa kelas B menjadi kelas A, tahun 2001 diberlakukan otonomi daerah. RSAS diserahkan ke Pemerintah Daerah. Pemprov Kalsel mengusulkan melalui surat Gubernur Kalimantan Selatan Nomor : 061/00611/ORG, tanggal 30 april 2001, perihal usulan konversi dari RS Jiwa Banjarmasin kelas B non pendidikan.
Adapun dokter – dokter yang pernah menjabat Direktorat Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin adalah sebagai berikut :
a. Dr. Moersito, beliau adalah inspektur kesehatan merangkap pimpinan Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin. Menjabat sejak tahun 1945 sampai 31 Mei 1952.
b. Dr. Mas Soenarto, beliau selain menjabat Direktur Umum RSU Ulin Banjarmasin, juga menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin sejak tanggal 31 Mei 1952 sampai dengan 5 Januari 1972.
c. Dr. Prawito Suryasudarno, menjabat sejak tanggal 5 Januari 1972 sampai dengan 15 September 1976.
d. Dr. Pandu Setiawan ( Psikiater ), menjabat sejak tanggal 15 September 1976 sampai dengan 15 Sepptember 1984.
e. Dr. Solihan Patah ( Psikiater ), menjabat sejak tanggal 15 September 1984 sampai dengan 15 September 1988.
f. Dr. Yulizar Darwis ( Psikiater ), menjabat sejak tanggal 15 September 1988 sampai dengan tahun 2003.
g. Dr. Fauzi, MARS.
h. Dr. Asyikin Noor.
i. Dr. Sriyanto, M. Kes.

2.1.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Kalimantan Selatan No. 18 tanggal 8 November 2001. Tentang susunan organisasi RSU Dr. H. Moch. Ansari Saleh Provinsi Kalimantan Selatan sebagain satuan kerja perangkat daerah yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemerintah Kalimantan Selatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan seperti peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan di bidang kesehatan umum dan kesehatan lainnya sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas B oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui surat keputusan nomor : 372/MENKES/SK/IV/2 maka dengan motto “Pelayanan Kesehatan Prima Andalan Kami” Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin menyelenggarakan pelayanan dengan :
1. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang terjangkau oleh masyarakat menegah kebawah .Pengembangan fasilitas yang ditargetkan dapat sedikit menggeser segmentasi pasar yang tidak hanya berkutat pada masyarakat mrnegah kebawah, tetapi juga menegah keatas.
2. Mengutamakan kenyamanan san keselamatan pasien yang melalui keramahan pelayanan, kecepatan/kelancaran pelayanan serta kebersihan sarana dan prasarana di Lingkungan Rumah sakit.
Rumah sakit Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin adalah unit pelaksnaan teknis dinas kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui kepala dinas kesehatan.
Susunan organisasi rumah sakit terdiri dari :
Direktur
Wakil direktur
Kepala Bagian Seketariat
Kasubag Penyusunan Program dan Laporan
Kasubag Tata Usaha
Kasubag Rumah Tangga dan Kepegawaian
Ksubag Pencatatan Medik
Kepala Bidang Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Bidang Penunjang Medik
Kepala Bidang Keperawatan
Kepala Seksi Keperawatan I
Kepala Seksi Keperawatan II
Kepala Seksi Keperawatan III
Kepala Seksi Keperawatan IV
Kepala Komite Medik
Staff Medik Fungsional
Satuan Pengawasan Intern
Instalasi – instalasi Eselon IIb
Eselon IIIa
Eselon IIIb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IIIb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IIIb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Fungsional
Fungsional
Fungsional
Fungsional

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Dr. Moch . Ansari Saleh Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan sesuai struktur organisasi yang ditetapkan, di dukung ketersediaan sarana dan prasarana kelembangaan ,sistem prosedur yang baku serta jumlah pegawai yang cukup dan penyediaan anggaran yang memadai.
2.1.3 Tugas dan Fungsi .
Tugas dan fungsi seperti dalam perda no 18 Tahun 2001 adalah sebagai berikut adalah menyelenggarakan dan melaksankan pelayanan, pencegahan, pemulihan dan rehabilitas dibidang kesehatan jiwa dan kesehatan umum lainnya.sedangkan fungsi rumah sakit sesuai dengan pasal 5 Perda no.18 tahun 2001.
1. Pelaksanaan usaha pelayanan kesehatan jiwa dan pencegahan
2. Pelaksanaan dan usaha kesehatan jiwa dan pemulihan
3. Pelaksanaan usaha dan pelayanan kesehatan jiwa rehabilitasi
4. Pelaksanaan kesehatan jiwa kemasyarakatan
5. Pelaksanaan sistem rujukan (system referal)
6. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum lainnya
7. Pelaksanaan kegiatan pendidikan riset dan penelitian
2.1.4 Visi, Misi, dan Motto
a. Visi
“Pelayanan gizi yang bermutu dan berkualitas untuk mewujudkan pelayanan yang terbaik”
b. Misi
- Meningkatkan dan mengemebangkan kualitas pelayanan dan sumber daya manusia
- Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit
- Menyelenggarakan system informasi manajemen rumah sakit efektif dan efesien
- Menjadikan pusat pelayanan kesehatan umum dengan unggulan kebidanan, penyakit dalam dan jiwa
c. Motto
Anda Puas,Kami Bangga :
Profesional, Utamakan Pelanggan, Agamis, Sejahtera
2.1.5 Tujuan, Sasaran, Kebijakan,dan Program
a. Tujuan
- Meningkatnya kualitas dan kuantitas jenis pelayanan
- Meningkatkannya kualitas sumber daya manusia
- Tersedianya sarana dan prasarana rumah sakit yang reparesentatif
- Akuritasasi pelayanan
- Terselenggarannya pelayanan yang menyeluruh.
b. Sasaran
- Terciptanya kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan di rumah sakit
- Terciptanya tenaga professional
- Terpenuhinya fasilitas pelayanan cepat dan tepat
- Terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
c. Kebijakan
- Penyelenggaraan pelayanan yang berpihak kepada masyarakat
- Penyelenggaraan pelayanan secara professional
- Pembangunan dan pemeliharaan fasilitas rumah sakit
- Pemenuhan sarana sistem informasi manajemen rumah sakit
- Perluasaan pelayanan kesehatan umum dengan unggulan kebidanan, penyakit dalam dan jiwa
d. Program
- Peningkatan pelayanan kesehatan
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia
- Peningkatan fasilitas rumah sakit
- Peningkatan pelayanan melalui sistem informasi manajemen rumah sakit.
2.1.6 Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana rumah sakit terdiri dari :
a. Sarana fisik
 Luas tanah seluruhnya : 87.675 m2
 Luas bangunan : 10.552 m2
 Tempat parkir : 860 m2
 Halaman atau taman : 320 m2
 Lain –lain : 76.481 m2
b. Fasilitas Tempat Tidur dan Rencana Pembangunan
Berdasarkan jenis pelayanannya yaitu pelayanan umum pelayanan jiwa, penambahan baru, dan fasilitas tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Anshari Saleh pada tahun 2007 berjumlah 238 TT, tahun 2009 berjumlah 400 TT dan tahun 2010 berjumlah TT.
Fasilitas penunjang lainnya seperti mobil ambulance ada 3 buah dan mobil jenazah ada 2 buah. Pada waktu mendatang masih diperlukan beberapa kenderaan opersional.
2.1.7 Fasilitas pelayanan
a. Rawat jalan
 IGD umum
 IGD jiwa
 Poli Penyakit Dalam
 Poli Kandungan
 Poli Bedah
 Poli Anak
 Poli THT
 Poli Jiwa
 Poli HIV/AIDS
 Poli Konsultasi Psikologi
 Poli Kulit dan Kelamin
 Poli Mata
 Poli Gizi
 Poli Jantung
 Poli Orthopedi
 Poli Syaraf
b. Rawat inap
 Kebidanan dan Kandungan
 Penyakit Dalam
 Bedah
 Anak
 Bayi
 ICU
 THT
 Mata
 Jiwa
 Jantung
c. Pelayanan Medik
Pelayanan Medik berupa :
 Intensif Care Unit (ICU)
 Rehabilitasi Psikiatrik Pria
 Rehabilitasi Psikiatrik Wanita
 Rehabilitasi Medik dan Fisioterapi
 Kamar Operasi

d. Pelayanan penunjang
Pelayanan penungjang berupa :
 Instalasi labolatorium Klinik/IPA
 Instalasi Farmasi
 Instalasi pendidikan dan pelatihan
 Instalasi Gizi
 Instalasi radiologi
 Instalasi Pemusaran Jenazah
 Instalsi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
2.2 Gambaran Umum Instalasi gizi
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Gizi
Instalasi gizi rumah sakit adalah wadah yang mengelola kegiatan pelayanan gizi rumah sakit. Dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No. 134/MenKes/SK/IV/1978 tentang susunan oraganisasi dan tata kerja rumah sakit umum, dinyatakan bahwa instalasi gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan, penyediaan, penyaluran makanan dan penyuluhan gizi di lakukan oleh tenaga atau pegawai dalam jabatan fungsional .
Secara fungsional instalasi gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin dalam melaksanakan tugas pokoknya dikelompokkan dalam 3 kegiatan :
a) Kegiatan pelaksanaan
b) Kegiatan Penyelenggaraan makanan.
c) Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi serta pengembangan gizi terapan
Kegiatan tersebut diatas dituangkan dalam uraian tugas sebagai berikut :
1. Kegiatan Pelaksanaan
 Membuat struktur organisasi
 Membuat atau menyusun protap
 Membuat standar
 Menginvestasikan kegiatan-kegiatan
2. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan
 Melakukan penyimpanan bahan makanan
 Mengelola kegiatan pengadaan makanan
 Melakukan kegiatan pramusaji
 Mengatur kegiatan pendistribusian makanan
 Menyediakan snack karyawan/karyawati
 Melaksanakan dan mengawasi kegiatan penyediaan makanan
 Mengawasi distribusi makanan
 Menyusun anggaran belanja makanan pasien
 Merencanakan menu
 Merencanakan bahan makanan pasien
 Merencanakan bahan makanan petugas khusus

3. Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi serta pengembangan gizi terapan :
 Mengelola kegaiatan gizi di ruang rawat inap
 Memantau status gizi pasien selama rawat inap
 Konseling di ruang rawat inap dan poli gizi
 Memonitoring kegiatan pelayanan gizi
 Evaluasi hasil pelayanan
Fungsi instalasi gizi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi di unit kerja instalasi gizi dan melaksanakan perencanaan kebutuhan dan bahan makanan sesuai dengan permintaan standar menu dan pelayanan gizi.
2. Menyelenggarakan pengolahan dan penyaluran makanan untuk pasien, dokter muda serta pegawai khusus.
3. Menyelenggarakan pengolahan perbekalan bahan makanan dan perlengkapan pelayanan gizi sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.
4. Menyelenggarakan peningkatan dan pengembangan pelayanan gizi.
5. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi
6.
2.2.2 Keadaan Umum Instalasi Gizi
a. Letak Instalasi Gizi
Instalasi gizi terletak berdampingan dengan ruangan (Loundry) dan ruang perawatan kelas III pria serta ruangan diklat sehingga cukup sehingga strategis untuk menunjang kelancaran kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit.
b. Keadaan Fisik Dapur
Keadaan fisik instalasi gizi di Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh telah memenuhi beberapa persyaratan antara lain :

1. Instalasi gizi dapat dicapai semua ruangan perawatan sehingga pelayanan gizi dapat diberikan merata untuk semua pasien.
2. Instalasi gizi terletak sedemikian rupa keributan dan kegaduhan dari instalasi gizi tidak menganggu ruangan lain.
3. Instalasi gizi mudah dicapai kenderaan dari luar, sehingga memudahkan pengiriman bahan makanan. Instalasi gizi mempunyai jalan tersendiri dari luar untuk lalu lintas bahan makanan.
4. Instalasi gizi mendapatkan udara dan sinar matahari yang cukup.
Lantai instalasi gizi terbuat dari beton dilapisi tehel putih, lantai cukup kuat, mudah dibersihkan dan kedap air. Lantai selalu dibersihkan setiap hari dan setelah selesai kegiatan. Dinding intalasi gizi terbuat dari beton di cat putih.dinding mudah dibersihkan, tahan cairan dan dapat memantulkan cahaya yang cukup terang bagi ruangan.
Penerangan di dapur sudah cukup, berasal dari listrik, kaca, ataupun ventilasi. Hal ini di tunjang oleh warna ruangan yang dapat memantulkan cahaya.
c. Hygiene dan sanitasi
Tujuan kegiatan sanitasi dalam penyelenggaran makan di rumah sakit adalah :

1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen.
2. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit/gangguan kesehatan melalui makanan.
3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan di rumah sakit.
Pengelolaan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi pengelolaan terhadap :
Bahan makanan
Sarana fisik/ ruangan
Peralatan dapur
Fasilitas sanitasi
Penjamah makanan
Secara umum di instalasi gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh masih belum memenuhi persyaratan , khususnya mengenai limbah. Tidak ada tempat pengaliran khusus untuk pembuangan limbah di instalasi gizi. Peralatan yang di gunakan untuk kegiatan penyelenggaraan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Lantai ruangan dapur dapat dibersihkan setiap hari, setiap pagi dan sore hari.
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan di instalasi gizi menggunakan air ledeng dari PDAM, sehingga terjamin kebersihannya. Air tersebut dialirkan melalui kran air yang terdapat di bagian belakang dan ditampung dalam sebuah bak air, di dalam ruangan gizi terdapat kran gizi dan bak cuci.
Sampah hasil kegiatan penyelenggaran makanan di instalasi gizi di tangani dengan cara buang/ ditampung dalam tempat bak sampah sementara, kemudian di buang ke pembuangan akhit setelah itu di bakar.
d. Arus kerja
Arus kerja yang dimaksud adalah urutan – urutan kegiatan kerja dalam memproses bahan makanan menjadi hidangan. Hal ini meliputi gerak dari penerimaan bahan makanan, persiapan, pemasakan, pembagian/distribusi makanan. Yang perlu di perhatikan dalam arus kerja penyelenggaraan makanan adalah :
1. Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.
2. Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat.
3. Bahan tidak dibiarkan lama sebelum diproses
4. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin, tidak bolak balik.
5. Ruang dan alat dapat di pakai efektif mungkin.
6. Ongkos produksi dapat ditekan
Arus kerja di instalasi gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin di mulai dari pembelian bahan makanan yang dilakukan oleh reverensil dan dibawa keruangan penerimaan bahan makanan kemudian ditimbang oleh petugas penerimaan barang yang sesuai dengan permintaan. Setelah itu diserahkan ke bagian instalasi gizi/yang berwenang. Bahan makanan basah di bawa ke tempat persiapan untuk diolah, sedangkan bahan makanan kering disimpan di gudang penyimpanan (gudang kering) jika diperlukan sesuai dengan permintaan/kebutuhan per hari tersebut (sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasien sehari).
2.2.3 Struktur Organisasi dan Ketenagaan Instalasi Gizi
Instalasi gizi sebagai wadah fasilitas penunjang medik rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan makanan, pemberian terapi diet, penyuluhan dan konsultasi gizi, serta penelitian pengembangan gizi terapan dalam meningkatkan pelayanan gizi diperlukan upaya penetapan serta pemantauan mutu pelayanan gizi yang dibuat struktur organisasi. Struktur organisasi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansahari Saleh Banjarmasin dipimpin oleh kepala yang langsung bertanggung jawab kepada direktur. Kepala instalasi gizi dibantu oleh wakil kepala instalasi gizi. Kepala instalasi gizi langsung membawahi semua unit kegiatan instalasi gizi.
Jumlah total tenaga instalasi gizi 2009 sebanyak 30 orang sedangkan pada tahun 2010 jumlah tenaga sebanyak 32 orang adanya penambahan tenaga sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah tenaga instalasi gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Distribusi Ketenagaan Instalasi Gizi Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Pendidikan Tahun 2009
(orang) Tahun 2010
(orang) Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
S1 Kesling/FKM
S1 Gizi
D4 Gizi
D3 Gizi
D1 Gizi/SPAG
SMK/Boga
SMA
STM/Teknik
SMP-SD 2
-
-
13
2
8
-
-
5 4
-
-
13
1
7
2
-
5


1:75
1:25
1:6
Jumlah 30 32

Tabel 2. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan jenis Kepegawaian
No Jenis kepegawaian Tahun 2009
(orang) Tahun 2010
(orang) Keterangan
1.
2.
3.
4. Pegawai Negeri Sipil
Honor
Magang
Kontrak 17
1
2
10 18
1
1
12
Jumlah 30 32
Tabel 3. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Tahun 2010 (orang) Keterangan
1.
2. Laki-laki
Perempuan 3
29
32

2.2.4 Job Discription Instalasi Gizi
a) Perencanaan dan Pengembangan instalasi gizi
1. Membuat perencanaan dan pengembangan instalasi gizi
2. Membuat perencanaan dan pengajuan amprahan bahan makanan dan harian
3. Membuat laporan bulanan pemakaian bahan makanan
4. Membuat laporan harian pemakaian bahan makanan jiwa dan umum
5. Mengisi buku harian/tabel laris penerimaan dan pemakaian bahan makanan
6. Perencanaan menu penderita kelas VIP, I, II, dan III jiwa umum
7. Perencanaan diet khusus
8. Perencanaan petugas dinas pagi, sore dan shubuh
9. Mengajukan perbaikan barang yang rusak
10. Mengajukan permintaan barang atau alat-alat keperluan instalasi gizi
11. Mengajukan permintaan bahan bakar atau gas elpiji


b) Penyimpanan
1. Menyimpan barang yang diterima dan membukukannya sesuai dengan peraturan.
2. Menerima dan membukukan barang atau alat keperluan dapur
3. Menerima bahan makanan kering bulanan dan harian
4. Menerima dan membukukan jumlah penderita dari ruangan laki –laki dan wanita serta menulis pada papan yang telah disediakan
5. Menerima bahan bakar
6. Dan lain-lain yang dianggap perlu
c) Pengelolaan
Ada dua kegiatan dalam pengelolaan yaitu pengadaan makanan dan kebersihan ruangan.
2.2.5 Kegiatan – kegiatan Instalasi Gizi
Pada SK Menkes No.134 tahun 1978 dinyatakan bahwa wadah yang menangani kegiatan gizi di rumah sakit disebut instalasi gizi. SK Menkes tersebut kemudian disempurnakan dalam rapat konsultasi perjabat rumah sakit yang I,II, dan III tahun 1980 dan 1981 yang menajabarkan bahwa kegaiatan pelayanan gizi rumah sakit dikelompokan menjadi :
a. Kegiatan pengadaan penyediaan makanan
b. Kegiatan pelayanan gizi di ruang inap
c. Kegiatan penyuluhan/konsultasi dan rujukan gizi
d. Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan.
Di Instalasi Gizi Di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah :
1. Pengadaan makanan
Pengadaan makanan merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan macam dan jumlah bahan makanan hingga proses penyediaan makanan matang bagi pasien dan karyawan rumah sakit. Proses ini mencakup 10 kegiatan yaitu :
a. Perencanaan Anggaran Belanja
Perencanaan/penyusunan anggaran belanja adalah suatu kegiatan penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani. Adapun tujuan dari perencanaan anggaran belanja yaitu agar tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan standar kecukupan gizi.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, perencanaan anggaran belanja dilakukan per tahun. Sehingga untuk anggaran belanja juga dilakukan per tahun. Sedangkan anggaran belanja per orang per hari di buat berdasarkan bentuk, jenis diet dan kelas perawatan.
Perencanaan anggaran belanja untuk peralatan instalasi gizi diajukan pada pihak rumah sakit setiap tahun, anggaranya meliputi, peralatan, persiapan, pemasakan, dan lain – lain.
b. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk memenuhi selera konsumen pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Tujuan perencanaan menu yaitu agar tersedianya menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit (misalnya 10 hari/seminggu).
Di Instalasi Gizi Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin perencanan menu dibuat dengan siklus menu 10 hari + 1 hari (hari 31). Menu tersebut dibuat berdasarkan standar menu yang ada, makanan biasa, makanan lunak, makanan cair saring dan bubur.
Siklus menu yang dibuat tidak selalu dapat dilaksanakan karena dipengaruhi oleh keadaan atau ketersediaan bahan makanan di pasar
c. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan kegiatan untuk menetapkan jumlah, macam, atau jenis kualitas bahan makanan yang dibutuhkan untuk kurun waktu tertentu sebagai hasil dari kegiatan ini adalah adanya taksiran kebutuhan bahan makanan yang akan dibeli.
Perencanaan kebutuhan bahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dibuat dengan cara sebagai berikut :

- Menentukan rata – rata jumlah pasien sehari
- Menentukan standar porsi tiap tahun makanan berat kotornya
- Menentukan berapa kali pemakaian bahan makanan sehari.
- Mengkalkulasinya dengan mengalikan ketiga hal diatas.
Jumlah Pasien x Berat Kotor x Kerap Pemakaian
d. Pembelian Bahan Makanan
Pembelian bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata – rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan makanan.
Di Instalasi Gizi Di Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pembelian bahan makanan basah setiap melalui leveransir. Hal ini dikarenakan jumlah pasien yang tidak terlalu banyak, sehingga bahan makanan yang diperlukan dalam keadaan segar bisa di peroleh setiap hari.
e. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan atau penelitian pencatatan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi tang telah ditetapkan.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, melaksanakan kegiatan penerimaan bahan makanan, baik bahan makanan kering maupun basah melalui proses penerimaan.
f. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering atau basah, baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering atau basah serta pencatatan dan pelaporan.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, penyimpanan bahan makanan dilakukan setelah bahan makanan datang dan diterima. Bahan makanan yang disimpan di gudang atau lemari kaca, sedangkan bahan makanan basah langsung dibawa ketempat persiapan dan disimpan dilemari pendingin. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi.
g. Persiapan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam dan sebagainya,
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, bahan makanan basah langsung diterima dan dibawa ketempat penyimpanan. Lauk pauk untuk siang dan sore hari, serta esok pagi di persiapan pada pagi hari. Bumbu dan sayuran disiapkan sebelum kegiatan pemasakan, kemudian bahan makanan yang telah disiapkan dibawa ke tempat pemasakan atau disimpan di lemari pendingin/kulkas. Kegiatan persiapan dilakukan oleh petugas gizi.

h. Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan siap di makan, berkualitas dan aman untuk di konsumsi sesuai dengan resep, dengan menggunakan media cair, lemak, udara, atau kombinasi dan ketiganya.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, kegiatan pemasakan dilakukan dengan memperhatikan macam diet yang dilayani. Diet tersebut antara lain :
a. Diet Tinggi Kalori Protein (TKTP)
b. Diet rendah kalori
c. Diet rendah garam
d. Diet pada penyakit saluran cerna
e. Diet pada penyakit hati dan kantung empedu
• Diet lambung
• Diet rendah serat
f. Diet Diabetes mellitus
g. Diet pada jantung dan pembuluh darah
• Diet jantung
• Diet hipoproteinemia
h. Diet pada penyakit ginjal dan saluran kemih
• Diet hipertensi
• Diet kegagalan faal ginjal (Renal Failure)
• Diet penyakit ginjal dengan proteinuri (Nefrotik Sydrome).
• Diet batu ginjal
i. Diet rendah purin
j. Diet komplikasi kehamilan
• Diet hipermesis gravidarum
• Diet preklamsi
k. Makanan prabedah
l. Makanan pasca bedah
m. Makanan formula
n. Modesco
i. Pendistribusian Makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan yang sesuai dengan jumlah, porsi dan jenis makanan konsumen yang telah dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus), yang mencakup pembagian makanan dan penyampaian makanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendistribusian makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, dengan cara steralisasi yaitu pendistribusian makanan yang dipusatkan di instalasi gizi. Makanan di bagikan oleh petugas instalasi gizi dengan jadwal pendistribusian makanan sebagai berikut :
• Makan pagi pukul 06.30 – 07.30 WITA
• Snack pukul 09.30 – 10.30 WITA
• Makan siang 11.30 – 12.30 WITA
• Makan sore 16.30 – 17.30 WITA
j. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi
Pencatatan dan pelaporan serangkaian kegiatan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pelayanan gizi dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi evaluasi . kegiatan PGRS dan pengambilan keputusan pencatatan dilaksanakan di setiap langkah kegiatan yang sesuai dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Perencanaan dan pelaporan yang dilakukan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, terdiri dari :
• Pencatatan dan pelaporan jadwal dinas pegawai
• Pencatatan dan pelaporan bahan makanan kering
• Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi diet pasien (harian, bulanan, dan tahunan)
• Pencatatan dan pelaporan keuangan
• Pencatatan dan pelaporan jenis dan jumlah konsultasi
2. Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
Kegiatan pelayanan di ruangan rawat inap merupakan serangkaian kegiatan yang di mulai dari upaya perencanaan penyusunan diet pasien sehingga pelaksanaan evaluasinya di ruang rawat inap. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengadaan makanan yang diperlukan dalam upaya mempercepat proses penyembuhan.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap sudah dilaksanakan, tetapi belum berjalan optimal karena kurangnya sarana peralatan yang dimiliki. Demikian pula dengan konsultasi ruangan, kegiatan ini masih belum berjalan secara efektif, karena tenaga ahli gizi yang dimiliki selain bertugas memberikan konsultasi rawat inap juga dibutuhkan dalam penyelenggaraan makanan dinstalasi gizi.
3. Penyuluhan, Konsultasi, dan Rujukan Gizi
Kegiatan penyuluhan, konsultasi, dan rujukan gizi di rumah sakit adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan – pesan gizi yang bertujuan menanamkan dan meningkatakan pengertian, sikap, dan perilaku bagi individu dan masyarakat rumah sakit. Sedangkan kegiatan rujukan menyangkut orang sakit yang memerlukan penyuluhan/konsultasi/rujukan tenaga gizi sebagai upaya untuk menambahkan atau meningkatkan pengetahuannya di bidang kesehatan.
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Kegiatan ini juga belum dilaksanakan secara optimal, hanya dilaksanakan jika ada pasien umum yang dirujuk oleh dokter dan konsultasi gizi dilaksanakan apabila diperlukan.
4. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan di instalasi gizi rumah sakit adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan – kegiatan gizi yang terencana, terarah, dan terus menerus seperti halnya kegiatan gizi yang lain dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi yang diberikan rumah sakit.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan cara kerja yang tepat untuk mencapai kualitas pelayanan gizi yang tepat dari aspek klinis dan gizi terapan.
2.3 Unit – unit Instalasi Gizi
2.3.1 Ruang Penerimaan Bahan Makanan
Ruang penerimaan bahan makanan adalah ruang yang digunakan untuk menerima bahan makanan dan mengecek kualitas bahan makanan.Biasanya terdapat peralatan berupa timbangan 10 – 500 kg. sistem pemesanan dan penerimaan barang menggunakan sistem revaransir, yang merupakan orang ketiga dalam penerimaan barang – barang yang diperlukan di instalasi gizi. Dimana pemesanan menggunakan bon permintaan bahan makanan dengan format yang sudah terlampir.
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdapat ruang penerimaan makanan dan didalamnya terdapat sebuah timbangan 100 -300 kg.
2.3.2 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering dan Basah
Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu tempat penyimpanan bahan makanan kering (gudang) dan penyimpanan bahan makanan basah (kulkas). Contoh bahan makanan yang biasanya disimpan dalam gudang penyimpanan bahan makanan kering yaitu seperti makaroni, gula pasir, telur, beras, mie kering, dan bahan makanan lainnya, sedangkan contoh bahan makanan yang disimpan di gudang basah (kulkas) seperti jenis sayuran (wortel. Karawila, buncis, kacang dan sayuran lainnya), dan buah-buahan, lauk nabati (tahu, dan tempe) maupun hewani (ayam, ikan dan daging).
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdapat ruang penyimpanan bahan makanan kering (gudang) dan tempat penyimpanan bahan makanan basah (kulkas I buah). Di dalam gudang bahan makanan terdapat lemari kaca, keadaan lantai cukup kuat, kedap air, mudah dibersihkan, dan gudang beras agak gelap.
2.3.3 Ruang Persiapan Bahan Makanan
Ruang penyimpanan bahan makanan merupakan tempat untuk mempersiapkan bahan makanan dan bumbu yang meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas, menumbuk, menggiling, memotong, merendam, dan lain – lain sebelum bahan makanan dimasak atau diolah.
Ruangan penyimpanan harus cukup luas untuk bahan alat, pegawai, transportasi, cukup terang, cukup ventilasi, lantai kuat dan kedap air.
Ruang persiapan Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdapat ruang induk distribusi. Tempatnya cukup luas dan tersedia peralatan – peralatan pokok untuk kegiatan persiapan.

2.3.4 Ruang Pemasakan dan Distribusi Masakan
Ruang pemasakan merupakan suatu tempat proses pemasakan atau pengolahan bahan makanan. Ruang pemasakan biasanya dikelompokkan menurut bahan makanan yang dimasak antara lain masakan biasa dan makanan diet khusus. Kemudian makanan biasa dibagi menjadi kelompok nasi, sayuran, lauk pauk, dan makanan selingan serta buah.
Ruangan cukup luas, cukup penerangan dan ventilasi, cukup kebutuhan peralatan untuk pemasakan dan distribusi makanan antara lain, panci aluminium, kompor, wajan, mixer, blender dan kulkas, meja kerja, bak cuci, rak alat, meja membagi dan kereta dorong.
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, ruang pemasakan dan distribusi makanan berada dalam satu ruang induk dan berdekatan sehingga mempermudah proses pemasakan dan distribusi. Ruangan cukup luas, cukup penerangan, dan ventilasi.
Proses pemasakan terbagi antara pemasakan biasa dan khusus. Bahan bakar yang digunakan adalah gas (elpiji) untuk kompor gas.
2.3.5 Tempat Pencucian dan Penyimpanan
Tempat pencucian dan penyimpanan alat Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin letaknya terpisah. Tempat penyimpanan alat berupa rak yang terdapat di ruang dapur. Ruang penyimpanan alat dan ruang pemasakan tidak terpisah, sehingga tidak menghambat proses pemasakan.
2.3.6 Tempat Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin bersifat sementara dan segera dikosongkan begitu terkumpul. Tempat sampah tidak dilengkapi dengan tutup sehingga menimbulkan bau tak sedap. Tempat pembuangan sampah sementara terletak di luar instalasi gizi.
2.3.7 Ruang fasilitas Pegawai
Ruang pegawai Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tersedia fasilitas berupa meja kerja, mesin tik, televisi, komputer/laptop, dan sekaligus ruang istirahat bagi pegawai, juga terdapat sebuah kamar kecil (tempat ibadah), dan toilet.
2.3.8 Ruang Perkantoran
Ruang perkantoran Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdiri dari ruangan kepala instalasi gizi beserta staff, kegiatan administrasi, dilakukan di ruang kepala instalasi gizi maupun ruang staf.
Ruangan – ruangan tersebut berdekatan dengan ruangan kegiatan kerja, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dengan melakukan pengawasan.

BAB III
PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN

3.1 Permasalahan
Berdasarkan hasil penggumpulan data secara obeservasi langsung dan wawancara selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) Di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin mulai tanggal 21 Maret – 16 April 2011 terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Keadaan Lantai
Keadaan lantai di ruang pengolahan makanan terbuat dari permukaan halus, sehingga apabila terkena air atau minyak menyebabkan lantai menjadi licin. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti tergelincir yang pernah dialami salah satu petugas. Jika dibiarkan terus menerus dapat membahayakan keselamatan kerja.
b. Hygiene dan Sanitasi
Untuk hygiene petugas makanan sudah cukup, namun untuk hygiene bahan makanan kurang, karena pada persiapan sayuran tidak dicuci terlebih dahulu. Untuk sanitasi di luar ruangan instalasi gizi tepatnya di tempat pembuangan sampah sementara. Sampah dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, sehingga muncul aroma yang kurang enak dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu petugas kebersihan yang dimiliki tidak langsung mengambil sampah yang berada ditempat pembuangan sementara.
c. Persiapan bahan Makanan
Proses persiapan bahan makanan tidak dilakukan pada tempatnya.
d. Tenaga Ahli Gizi
Tenaga ahli gizi Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin melebihi ketentuan (Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit ) yang ada disamping itu, kegiatan yang dilakukan ahli gizi tidak sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai ahli gizi.
3.2 Alternatif Pemecahan Masalah
a. Keadaan lantai
Sebaiknya lantai ruangan pengolahan tersebut dari bahan yang permukaannya kasar, sehingga tidak menyebabkan lantai menjadi licin jika terkena minyak atau air. Jika hal ini tidak memungkinkan minimal harus diupayakan agar lantai tetap dalam keadaan kering , yaitu melapisi dengan kain dan mempelnya dengan bersih,
b. Sebaiknya Hygiene dan Sanitasi
Sebaiknya sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong. Tempat pembuangan sampah sebaiknya selalu dibersihkan setiap saat dan semaksimal mungkin, dihindarkan terkena genangan air agar tidak tercium bau yang kurang enak.
c. Persiapan Bahan Makanan
Sebaiknya proses persiapan dilakukan pada tempat yang sudah disediakan demi menjaga kualitas bahan makanan sebelum diolah.
d. Tenaga Ahli Gizi
Tenaga ahli gizi untuk tiap 75 – 100 orang tempat tidur diperlukan 1 (satu) tenaga ahli gizi dan dua tenaga menengah gizi, dan untuk 5 atau 6 tempat tidur dibutuhkan satu tenaga pemasak, 60 – 75 tempat tidur untuk satu pekarya pembersih. Dan juga sebaiknya tenaga ahli gizi disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam pengolahan dan pendistribusian makanan tersebut.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
a. Dari keempat kegiatan pokok pelayanan rumah sakit yang terlaksana di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin hanya dua kegiatan yang optimal yang dilaksanakan yaitu, pengadaan bahan makanan dan pelayanan gizi di ruangan rawat inap , sedangkan kegiatan konsultasi atau rujukan gizi dan penelitian serta pengembangan gizi terapan belum optimal dilaksanakan.
b. Pelaksanaan penyuluhan dan konsultasi belum dilaksanakan secara optimal.
4.2 Saran
a. Lantai dapur diupayakan agar selalu dalam keadaan kering yaitu dilapisi dengan kain dalam mempel atau membersihkannya
b. Bahan makanan seperti sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong
c. Petugas cleaning Service dioptimalkan jangan sampai sampah yang ada bertumpuk ditempat pembuangan sampah sementara.
d. Tenaga ahli gizi sebaiknya dioptimalkan dalam hal konsultasi atau rujukan gizi sesuai tugas dan fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Brata, Renuh. 1981. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Haryani, dkk. 2003. Laporan PKL MSPM Di RS. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Banjarmasin : Poltekkes Jurusan Gizi
Haqueena, dkk, 2009. Laporan PKL MSPM Di RS. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Banjarmasin : Poltekkes Jurusan Gizi
Laporan Akhir Tahunan Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch, Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2009.
Khotimah, dkk, 2009. Laporan PKL MSPM Di RS. H. Moch, Ansari Saleh Banjarmasin. Banjarmasin : Poltekkes Jurusan Gizi

BAB I
PENAHULUAN
I. Latar belakang
Ditinjau dari perspektif fisika, setiap sistem fisik mengandung (secara alternatif, menyimpan) sejumlah energi; berapa tepatnya ditentukan dengan mengambil jumlah dari sejumlah persamaan khusus, masing-masing didesain untuk mengukur energi yang disimpan secara khusus. Secara umum, adanya energi diketahui oleh pengamat setiap ada pergantian sifat objek atau sistem. Tidak ada cara seragam untuk memperlihatkan energi.
II. Tujuan Penulisan
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah
- Untuk lebih mengetahui pengertian dari energi

III. Ruang Lingkup Masalah
Cakupan makalah ini meliputi masalah tentang energi

IV. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini berdasarkan pencarian bahan melalui internet

BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Energi adalah daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai
proses kegiatan, termasuk bahan bakar, listrik, energi mekanik dan panas.
Ditinjau dari perspektif fisika, setiap sistem fisik mengandung (secara alternatif, menyimpan) sejumlah energi; berapa tepatnya ditentukan dengan mengambil jumlah dari sejumlah persamaan khusus, masing-masing didesain untuk mengukur energi yang disimpan secara khusus. Secara umum, adanya energi diketahui oleh pengamat setiap ada pergantian sifat objek atau sistem. Tidak ada cara seragam untuk memperlihatkan energi.
II. Konservasi energi
Konservasi energi adalah kegiatan pemanfaatan energi secara evisien dan rasional tanpa mengurangi pengunaan energi yang memang benar-benar diperlukan untuk menunjang pembangunan.
Konservasi energi seperti definisi lain, batas antara penggunaan energi yang efisien dan konservasi energi bisa kabur, tetapi keduanya penting dalam hal lingkungan dan ekonomi. lebih luas dari efisiensi energi dalam termasuk upaya aktif untuk mengurangi konsumsi energi, misalnya melalui perubahan perilaku, di samping untuk menggunakan energi lebih efisien. Hal ini terutama terjadi ketika tindakan diarahkan pada penghematan bahan bakar fosil . konservasi energi merupakan tantangan yang membutuhkan program kebijakan, pengembangan teknologi dan perubahan perilaku untuk pergi bergandengan tangan.perantara organisasi, misalnya organisasi-organisasi pemerintah atau non-pemerintah di tingkat lokal, regional, atau nasional, bekerja pada program sering didanai publik atau proyek-proyek untuk memenuhi tantangan ini.
III. Energi Terbarukan
Efisiensi energi dan energi terbarukan yang dikatakan sebagai "pilar kembar" dari kebijakan energi yang berkelanjutan . emisi karbon dioksida . energi bersihDemikian juga, kecuali pasokan energi bersih datang online dengan cepat, memperlambat pertumbuhan permintaan hanya akan mulai mengurangi emisi karbon total; penurunan kandungan karbon sumber energi juga diperlukan. persediaan dapat membuat pemotongan dalam penggunaan bahan bakar fosil.

IV. Penggunaan energi yang efisien
Penggunaan energi yang efisien , kadang-kadang hanya disebut efisiensi energi , adalah tujuan dari upaya untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk menyediakan produk dan jasa.
Mengurangi penggunaan energi juga dipandang sebagai solusi kunci untuk masalah pengurangan emisi. Ada berbagai motivasi untuk meningkatkan efisiensi energi. Badan Energi Internasional , meningkatkan efisiensi energi dalam bangunan , proses industri dan transportasi bisa mengurangi energi dunia pada tahun 2050 kebutuhan oleh satu ketiga, dan membantu kontrol emisi global gas rumah kaca.
Efisiensi energi dan energi terbarukan dikatakan sebagai pilar kembar dari kebijakan energi yang berkelanjutan.Dalam efisiensi energi banyak negara juga terlihat memiliki manfaat keamanan nasional karena dapat digunakan untuk mengurangi tingkat impor energi dari negara-negara asing dan dapat memperlambat tingkat di mana sumber daya energi dalam negeri yang habis.
V. Komersialisasi Energi Terbarukan
Ini adalah contoh langsung Hal ini karena mereka membuat jasa energi lebih murah, sehingga konsumsi mereka meningkat pelayanan. Jika permintaan untuk layanan energi tetap konstan, meningkatkan efisiensi energi akan mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon.efek rebound .
Perkiraan ukuran kisaran efek rebound dari sekitar 5% sampai 40%. The efek rebound mungkin akan kurang dari 30% di tingkat rumah tangga dan mungkin lebih dekat dengan 10% untuk transportasi . Sebuah efek rebound dari 30% menunjukkan bahwa perbaikan dalam efisiensi energi harus mencapai 70% dari pengurangan konsumsi energi diproyeksikan menggunakan model rekayasa.
Karena lebih efisien (dan karenanya lebih murah) energi juga akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, ada kecurigaan bahwa perbaikan dalam efisiensi energi akhirnya dapat menyebabkan penggunaan sumber daya lebih cepat. didalilkan oleh para ekonom pada 1980-an dan tetap menjadi hipotesis kontroversial.

BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
bahwa dalam rangka menjamin kelestarian serta memanfaatkan sumber daya alam secara efisien, dipandang perlu untuk menggunakan sumber energi secara bijaksana, berdaya guna dan berhasil guna agar tercapai keseimbangan antara pembangunan, pemerataan dan pelestarian lingkungan hidup.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More